6 Nov 2015

“Di Mana Kau Boru, Udah di Surganya Kau boru, Lak So Diajak Ho Do Mama.

 Maria Keisha br Panjaitan.

Maria keisha boru panjaitan balita berusia  3 tahun 8 bulan, yang semula hanya menderita deman,  akhirnya tewas karena tak mendapat pertolongan dari dokter anak di Rumah sakit Vita Insani (RSVI) yang menanganginya.

Menurut informasi dari pihak keluarganya, Maria Keisha semula hanya menderita demam dan kejang-kejang (step’. Setelah diobati di rumahnya di daerah  Huta dipar Jawa, Hatonduhan, Kabupaten Simalungun, Maria akhirnya pulih.

Tetapi karena khawatir, maka Minggu (1/11/2015) ibunya, Tiarma Butar-butar dan suaminya Moden Panjaitan membawanya ke RSVI di Jalan Merdeka untuk mendapat perawatan.

Setiba di rumah sakit itu sekira pukul 16.00 WIB, Maria pun dimasukkan ke ruangan 841. Namun, selama berada di dalam kamar, tak ada dokter yang menanganinya.
“Senin malam jam 11 baru datang dokter Susanti itu, itupun dia cuek-cuek saja,”ratap Tiarma Butar-butar.

Setelah itu, jelas Tiarma, dokter memang datang, namun sering terlambat, Dan ketika datangpun, dokter Susanto seperti cuek-cuek saja. “Lak mate di tangan ni is Susanti i maho boru (mati di tangan si Susanti itulah kau purtriku),”tangisnya.

Sambil terus menangisi kepergian putri pertamanya itu, Tiarma mengatakan, puncaknya, Kamis (5/11/2015), penyakit putrinya semakin gawat. Tubuhnya membiru, namun dokter Susanti yang menanganinya tak kunjung datang. Perawat di rumah sakit itu sudah bolak-balik mencoba menghubunginya, namun dokter Susanti selalu merejek handphonenya.

Sekira pukul 14.00 WIB, dokter Susanti datang, namun dia bukannya serius menangani. Dia malah terlihat cuek-cuek saja. Akibatnya tak lama berselang, Maria menghembuskan nafas terakhir.

Sumber : Siantar |jurnalsiantar.net
LANGSUNG SHARE KE MEDSOS...