Penyanyi Iwan Fals bilang dibalik kebakaran hutan dan kabut asap ada
“Bento,” mungkin semua masih ingat lagu hitnya Swami, group yang
digawangi Iwan Fals dan Setyawan Djodi, yang berjudul “Bento.” Hal itu
dikatakannya sehubungan dengan maraknya kebakaran hutan dan kabut asap
akhir-akhir ini.
“Saya baru tahu yang memutuskan pembakaran hutan, Bento juga,”kata Iwan disambut riuh ribuan OI.
Bento yang dimaksud dengan Iwan dalam lagunya tersebut mengisahkan
tentang seorang yang tampan, berkuasa dan seorang yang kaya raya. Namun
Bento ternyata licik, dia memanfaatkan kekuasaannya untuk menumpuk
kekayaan, menipu dan menerima upeti.
Seperti yang dikutip dari detik.com,
Dalam kesehariannya, Bento menutupi keburukannya dengan selalu bicara
soal moral dan keadilan. Hukum seakan mati, karena memang hukum buatan
manusia sesungguhnya tak lebih dari sebuah alat politik yang dijadikan
alat pembenar dan sekaligus menjadi alat pemusnah lawan-lawan politik.
Apa yang dimaksud dengan Iwan tentang sosok Bento yang ada dibalik
pembakaran hutan tersebut sangatlah pas, bahkan lagu Bento itu syairnya
masih relevan dengan keadaan kekinian. Bento tidak saja ada dibalik
kebakaran hutan, tapi Sosok Bento ini juga ada dipelabuhan, dan bahkan
juga mungkin ada di parlemen.
Begitu banyak Bento dinegeri ini, Bento menguasai berbagai bisnis dan
transaksi politik, bahkan Bento menjadi cukong-cukong dalam menciptakan
kegaduhan, menggoyang kekuasaan yang syah, semata-mata untuk memetik
keuntungan demi kelanggengan bisnis dan usahanya. Bento bisa jadi adalah
sejenis manusia yang tak tersentuh hukum dinegeri ini.
Iwan Fals berharap agar warga yang terkena dampak asap segera
ditangani dengan layak. Iwan juga berharap bencana asap ini dapat segera
selesai dan pelaku mendapat hukuman yang setimpal. Berikut penggalan
lagu tentang ASAP Iwan Fals.
“Kota penuh asap, negara tetangga berasap apalagi dengan desa-desa, binatang dan orang yang mati menurut kabar berita.
“Pemilik lahan dan pemerintah harus bertanggungjawab. Habis asap terbitlah sawit. Hutan sekarat, oksigen oksigen terancam demi uang, demi dunia semua celaka.
“Kasihan kita dan generasi berikutnya nanti, jangan sampai hati dan otakmu penuh asap,”.