7 Jul 2017

3 Negara Ini Pernah Pindah Ibu Kota dan Nasibnya Kini Lebih Baik Dari Yang Kita Duga ....


Gegap gempita perpindahan ibu kota Negara Republik Indonesia menyita perhatian masyarakat. Wacana yang sebenarnya telah digulirkan sejak lama itu kembali santer dibicarakan lantaran geliat pemerintah untuk merealisasikan wacana itu kian terlihat dari jarak dekat.

Di antaranya, Presiden Jokowi telah memilih satu kota sebagai pusat pemerintahan, yakni Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Sebab, sebagai ibu kota, Jakarta menjelma pintalan benang yang semrawut. Jakarta menjadi pusat segala hal, seperti pusat pemerintahan, perekonomian, industri, transportasi, pendidikan, serta budaya.

Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo mengambil langkah untuk mengurai kesemrawutan itu dengan memindahkan ibu kota, khususnya pusat pemerintahan ke Palangkaraya. Tujuannya mencakup agar pembangunan dan perekonomian Indonesia semakin merata.

Rupanya, soal pindah memindah ibu kota maupun pusat pemerintahan, sudah banyak dilakukan di beberapa negara di dunia. Dengan alasan yang hampir sama, berikut tiga negara yang pernah melakukan perpindahan ibu kota maupun pusat pemerintahan serta hasilnya.

1. Malaysia


 
Kuala Lumpur yang menjadi Ibu Kota Malaysia pernah merasakan hal yang serupa dengan Jakarta. Sebagai ibu kota, Kuala Lumpur menjadi pusat pertumbuhan Malaysia. Akibatnya, Kuala Lumpur penuh sesak sehingga menyebabkan kesemrawutan tata kota. Masalah kemacetan menjadi problem akut yang cukup menguras tenaga.

Sehingga medio 1999, pemerintah Malaysia berusaha mengurai kesemrawutan itu dengan memindahkan pusat pemerintahan dari Kuala Lumpur ke Putrajaya. Malaysia mengubah Putrajaya agar bisa layak menjadi pusat pemerintahan. Mulai infrastuktur jalan hingga pembangunan gedung-gedung baru dilakukan. Semua kantor pemerintahan dipindahkan.

Hasilnya pada 2013, kata Menteri Keuangan II Malaysia Ahmad Husni Handzalah, pertumbuhan ekonomi Malaysia berkembang signifikan. Banyak efesiensi dan efektivitas yang tercapai dengan langkah pemindahan pusat pemerintahan tersebut. Termasuk di dalamanya peningkatan produktivitas kerja para aparatur negara.

2. Australia


 
Perpindahan ibu kota dari Melbourne ke Canberra berangkat dari masalah yang sama seperti Indonesia. Kepadatan penduduk di Melbourne terjadi sangat cepat, sehingga pemerintah membuat sayembara internasional untuk menentukan ibu kota baru.

Dengan persyaratan, ibu kota yang baru itu harus memiliki wilayah yang luas dan memiliki taman kota yang besar. Maka pada 1927, ibu kota Australia berpindah ke Canberra. Namun tak semerta-merta meninggalkan ibu kota lama. Melbourne tetap menjadi pusat bisnis dan perekenomian.

Pun kota yang akhirnya mendapat predikat "The World's Most Liveable Cities" (kota paling nyaman untuk ditinggali) ini masih menjadi pusat olahraga, serta transportasi Australia.

3. Jepang


 
Membiacarakan perpindahan ibu kota Jepang dari Kyoto ke Tokyo perlu merunut sejarah panjang Negeri Sakura itu. Namun alasan perpindahan nyaris sama seperti Indonesia, yaitu over load population dan juga alasan pemerataan ekonomi.

Tokyo yang kini menyandang predikat 3 kota terbesar dan berpengaruh di dunia ini, mulanya hanya sebuah desa terpencil bernama Edo. Pada tahun 1457, Ota Dōkan membangun Istana Edo abad ke-18, Edo menjadi kota terbesar di Jepang setelah menjadi pusat administrasi tentara.

Edo secara de facto dipilih sebagai ibu kota Jepang seiring dengan dibangunnya Kota Tokyo. Perkembangan ekonomi Tokyo menggeliat cepat sehingga menjadikannya sebagai pusat bisnis dan budaya.

Sementara Kyoto kini menjadi ibu kota kerajaan. Keluarga besar kaisar Jepang sepenuhnya ada di Kyoto.

(war)
LANGSUNG SHARE KE MEDSOS...