Jangan mengaku penikmat kuliner khas Tionghoa jika belum menyantap
century egg (telur abadi). Sejumlah kalangan menyebut telur ini dengan
one thousand year egg karena proses pembuatan yang cukup memakan waktu.
Disimpan dalam waktu yang cukup lama hingga berabad-abad. Karena itu
disebut century egg.
Menurut legenda, century egg sudah ada sejak zaman Dinasti Ming di
Cina. Penemu sajian berbahan telur bebek, puyuh, dan ayam adalah seorang
warga dari Hunan yang menemukan sebutir telur bebek tersisa di kolam
renang atau kapur mati lalu membuka cangkang dan menyantap telur itu.
eperti yang dikutip dari liputan6.com,
Karena cukup banyak masyarakat yang percaya akan legenda itu, mereka
pun melakukan uji coba sendiri. Direndamlah telur ayam, bebek, atau
puyuh yang baru menetas ke dalam rendaman air garam yang dicampur abu,
kapur, dan sekam padi.
Setelah melewati waktu perendaman selama tiga hingga lima minggu,
tekstur dari century egg itu akan berubah tidak seperti telur
kebanyakan. Kuning telur terasa lebih creamy, tekstur yang mirip keju,
dan daging telur berwarna putih berubah jadi gelap sedikit kenyal mirip
agar-agar.
Jika Dilihat Sekelas Century Egg ini Mirip Kerang. Century Egg yang
Melewati Proses Perendaman Selama Hampir Sebulan Memiliki Tekstur dan
Rasa yang Unik. Kenyal Mirip Agar dan Creamy (SodaHead)
Dikutip dari situs Huffington Post, century egg ini memiliki banyak
nama. Termasuk di kawasan Cina sendiri. Sebagian masyarakat ada yang
menyebut century egg ini dengan pine patterned egg karena pola di
permukaan telur yang rumit dan sekilas mirip dengan hutan pinus.
Bahkan, ada juga yang menamai egg century ini dengan Thai khai Yiao
Ma yang jika diterjemahkan menjadi telur urin kuda. Sebab, telah terjadi
kesalahpahaman di antara masyarakat Cina yang menganggap century egg
ini direndam ke dalam air seni kuda. Kesalahpahaman muncul akibat bau
century egg yang terlalu menyengat.