27 May 2011

Peneliti Dunia Bahas Lumpur Lapindo






Sekitar 17 peneliti terkemuka dunia berkumpul di Surabaya untuk membahas bencana lumpur Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (26/5/2011). Mereka mencari penyelesaian efektif dalam menanggulangi dampak jangka panjang bencana yang sudah memasuki tahun kelima itu.
Pertemuan yang difasilitasi LSM dari Australia, Humanitus Fondation, itu berlangsung selama dua hari sejak Rabu (25/5/2011) kemarin. Pada hari pertama, rombongan peneliti sempat berkunjung ke lokasi bencana lumpur di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo.
Menurut Direktur Eksekutif Humanitus Jeffrey Richards, hingga lima tahun berjalan, para peneliti belum sepaham mengenai penyebab bencana lumpur Sidoarjo. "Penelitian terbaru oleh ilmuwan Indonesia, Australia, Inggris, Amerika, Rusia, dan Jepang meyakini bahwa lumpur Sidoarjo disebabkan aktivitas seismik atau gerakan lempengan tektonik," ungkapnya.
Sementara itu, Profesor Wataru Tanikawa dari Japanese Research Institut mengatakan, munculnya gunung lumpur itu terjadi karena mekanisme tekanan yang berlebihan pada permukaan tanah akibat pengeboran.
Bahkan, ilmuwan dari University of California, Berkeley, memprediksi dampak lumpur Sidoarjo akan berlangsung hingga 80 tahun ke depan. Jeffrey berharap, badan otorita yang ditunjuk pemerintah bersama pihak swasta dapat mendukung penelitian lebih jauh untuk kepentingan penanggulangan dampak lumpur, serta untuk program pembangunan ekonomi yang menguntungkan warga korban lumpur.





LANGSUNG SHARE KE MEDSOS...

5 May 2011

Bukti-Bukti Kehidupan Awal Bumi Ada di Bulan

Mengetahui bagaimana kehidupan dimulai di planet Bumi adalah salah satu target utama ilmu pengetahuan. Sejumlah peneliti asal Inggris memiliki teori baru. Mereka yakin kunci untuk mengetahui misteri bentuk kehidupan awal di Bumi justru berada di bulan.
 
Peneliti menyebutkan, batu-batuan yang berasal dari planet Bumi terlempar ke bulan saat asteroid membombardir Bumi dan inner planet (planet paling dekat dengan Matahari) lainnya.

Sebagai informasi, sekitar 4 miliar tahun lalu, terjadi fenomena hujan meteor yang disebut sebagai Late Heavy Bombardment. Ketika itu, planet Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars dihujani oleh ribuan asteroid dan meteorit yang menghantam permukaan planet.

Fenomena sangat mengerikan yang berlangsung selama 300 juta tahun itu memiliki efek beragam pada planet-planet yang ketika itu masih muda, salah satunya adalah pelontaran miliaran ton material dari permukaan planet ke luar angkasa.

Pada kasus Bumi, sebagian material itu kemungkinan berhasil tiba di Bulan. Hipotesis ini sangat masuk akal, mengingat di kutub selatan Bumi pernah dijumpai meteorit yang terbukti berasal dari planet Mars.

Untuk itu, sangatlah mungkin berasumsi bahwa planet-planet terdalam saling bertukar material saat Late Heavy Bombardment. Demikian pula dengan Bumi dan Bulan yang juga saling bertukaran material.

Menurut sejumlah pakar dari University of London Birkbeck College School of Earth Sciences, material milik Bumi itu telah mendarat di Bulan dengan mulus sehingga memungkinkan tanda-tanda biologis tetap tersimpan dengan baik.

Dikutip dari Softpedia, 5 Mei 2011, tim peneliti yang diketuai oleh Ian Crawford dan Emily Baldwin menyebutkan, tanda-tanda biologi itu justru tidak akan mampu bertahan di Bumi karena besarnya dampak tumbukan meteor, erosi akibat angin dan hujan, aktivitas volkanik, gempa bumi, dan penguasaan habitat oleh spesies makhluk hidup lain.

Dalam sejumlah simulasi komputer, tim peneliti menunjukkan sebongkah material yang terpental ke arah Bulan akibat tumbukan asteroid pada bumi akan mendarat di permukaan Bulan dengan kecepatan 2,5 kilometer per detik atau kurang. Dengan temperatur yang ada di Bulan, tidak ada bagian dari material itu yang mendekati tekanan puncak yang mengakibatkan material itu meleleh.

Sayangnya, teori baru ini belum bisa dibuktikan secara ilmiah sampai manusia kembali pergi ke Bulan, mengumpulkan sampel bebatuan dari sejumlah lokasi, dan membawa pulang ke Bumi untuk dianalisa secara mendalam. Namun, melakukan penelitian seperti itu akan memberikan kita pengetahuan yang luar biasa akan sejarah kehidupan di planet Bumi.
LANGSUNG SHARE KE MEDSOS...

Badan Keamanan AS Akui Windows Lebih Aman

Headline











Dokumen resmi National Security Agency (NSA) Amerika Serikat (AS) mengungkap, pengguna sebaiknya menjauhi memakai sistem operasi (OS) terbuka, seperti Linux. Mengapa?

Dalam dokumen ‘Praktek terbaik mengamankan jaringan,’ NSA menunjuk Windows 7 dan Windows Vista mampu menawarkan fitur keamanan terbaik.
"Windows 7 dan Vista memberi perlindungan yang lebih baik karena fitur keamanan yang ada di OS itu dirancang sebagai default untuk membantu mencegah vector serangan,” papar NSA.

Selain itu, OS dengan mode 64-bit pada Windows bisa meningkatkan kekebalan sistem agar tak dapat diserang, lanjutnya. NSA melecehkan keberadaan alternatif open-source seperti Linux. Pasalnya, badan itu gagal menyorot fitur keamanan yang ada pada platform tersebut.

NSA menganjurkan para pengguna terus memperbarui OS dan software antivirus guna memastikan keamanan lingkungannya. Selain itu, NSA menganjurkan para pengguna agar mengaktifkan fitur update otomatis pada Windows dan Mac.
LANGSUNG SHARE KE MEDSOS...

Ingin Jadi Mata-Mata? Ponsel Ini Jawabannya

Headline
Foto: Ist

Operator ponsel Inggris merilis ponsel berfitur teknologi pengenal sidik jari pertama yang akan membuat ‘mata-mata mana pun bangga’. Seperti apa?
Operator Orange yang berbasis di Bristol, Inggris, ini mengatakan, Motorola Atrix dirancang untuk mampu mengenali sidik jari penggunanya. Selain itu, ponsel ini bisa diinstal aplikasi, termasuk aplikasi pemindari retina, dan kamera mata-mata.
Selain itu, ponsel ini juga bisa diinstal program yang dirancang untuk melacak nomor ponsel dari ponsel apa pun.
"Smartphone ini merupakan smartphone andalan yang akan membuat mata-mata manapun bangga,” kata juru bicara Orange Nicola Shenton seperti dikutip The Sun.
Tertarik menjadi mata-mata? Ponsel ini mungkin bisa menjadi solusi tepat. [
LANGSUNG SHARE KE MEDSOS...

4 Cara Efektif Hindari Sakit Jantung



Sakit jantung adalah pembunuh paling sadis. Setiap tahun, puluhan juta orang di dunia meninggal akibat penyakit ini dan ada jutaan orang yang divonis sebagai pengidap baru. Sayangnya, sebagian besar masyarakat belum tahu bahwa sakit jantung sebenarnya dapat dicegah melalui cara alami dan pengaturan pola makan.


Para ahli dari Eropa yang tergabung dalam European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC) beberapa tahun terakhir ini melakukan studi mengenai pola dan asupan nutrisi di 10 negara Eropa. Riset ini juga menyusun cara atau strategi dalam menekan risiko mengidap penyakit pembuluh darah dan jantung.
Menurut peneliti dan pakar diet penulis Your Healthy Weight Loss Plan, John Phillip, hasil berbagai riset menunjukkan bahwa penyakit jantung dapat terbentuk sejak awal hidup seseorang dan kemudian berkembang menjadi ancaman mematikan saat mereka beranjak dewasa. Kabar baiknya adalah risiko penyakit jantung dapat dikendalikan dan dihindari dengan membuat perubahan sederhana pada gaya hidup dan diet seseorang.
Riset EPIC yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Internal Medicine  menunjukkan bahwa perubahan dalam diet dapat menekan risiko mengalami serangan jantung hingga 81 persen. Melalui pengaturan diet yang tepat, risiko inflamasi dapat diturunkan dan tekanan darah menjadi terkendali.
Para ahli menekankan empat faktor penting yang dapat dilakukan seseorang untuk dapat menghindari risiko mengidap penyakit jantung:

1. Kurangi makanan mengandung karbohidrat olahan, gula, dan padi-padian.
Makanan olahan kini telah menjadi menu pokok setiap hari. Padahal, makanan ini mengandung karbohidrat sederhana yang mudah sekali diproses menjadi glukosa dan menyebabkan gula darah meningkat dalam waktu singkat. Inilah yang menjadi pemicu terjadinya resistensi insulin dan menyebabkan penebalan dalam lapisan endothelial  pembuluh koroner. Disarankan untuk secara bertahap mengurangi makanan dari jenis roti, pasta, nasi, makanan bergula, dan semua makanan yang berbahan gandum atau jagung.

2. Batasi minyak nabati Omega-6.
Minyak nabati atau vegetable oil relatif stabil pada suhu ruang dan biasa digunakan  dalam hampir seluruh proses pemanggangan dan pengolahan makanan untuk menambah aroma dan membuat lebih awet. Menurut para ahli, mengonsumsi minyak nabati secara berlebihan juga dapat memicu pelepasan zat kimia yang meningkatkan stres oksidatif dan memicu kerusakan pada sistem pembuluh darah. Sebaiknya hindari penggunaan minyak nabati untuk memasak dan batasilah menyantap makanan yang digoreng.
3. Jangan lupakan asam lemak Omega-3
Pola makan modern hampir tidak pernah memasukkan makanan sehat yang mengandung asam lemak Omega-3, yang sebenarnya pernah menjadi bagian dari diet manusia selama berabad-abad. Menurut para ahli, rasio yang ideal antara kandungan asam lemak Omega-6 dan Omega-3 dalam menu makanan 1:1.
Para ahli juga setuju bahwa kebanyakan orang di Eropa saat ini mengasup makanan dengan rasio 20:1. Alhasil, fenomena ini menimbulkan ketidakseimbangan dan memicu inflamasi yang bersifat sistemik. Saran dari para ahli, masukkan jenis-jenis ikan, seperti tuna, salmon, dan sarden, kacang-kacangan, dan biji-bijian untuk menyeimbangkan rasio asupan lemak Anda atau dengan cara mengonsumsi suplemen minyak ikan.

4. Hindari stres oksidatif
Akitivitas normal tubuh seperti bernapas, makan, dan bergerak dapat menghasilkan radikal bebas yang merusak struktur genetik dan menyebabkan kolesterol buruk (LDL) teroksidasi. Kita tidak dapat mencegah proses ini sepenuhnya. Akan tetapi, kita dapat meredamnya dengan cara mengonsumsi sayuran segar, buah-buahan dari jenis beri, dan suplemen tertentu untuk menekan dampak radikal bebas pada kesehatan jantung dan organ lainnya.
LANGSUNG SHARE KE MEDSOS...

Inilah Dalang Pendorong Kepunahan Amfibi

Pendorong kepunahan binatang amfibi terungkap. Jamur beracun berbahaya menginfeksi katak dan salamander. Hal ini menyebabkan penurunan tajam populasi amfibi di dunia.

Headline

Para ilmuwan di San Francisco State University mengatakan, jamur beracun yang dikenal sebagai chytrid merupakan penyebab kematian yang dominan di banyak spesies amfibi.

San Francisco Chronicle melaporkan, survei internasional menemukan, kepunahan massal amfibi secara mencolok terjadi di mana-mana. Sekitar 40% seluruh spesies amfibi menurun, dan hampir 500 spesies terdaftar sebagai ‘hewan terancam punah’.

Untuk mengetahui bagaimana jamur ini berperan dalam penurunan populasi amfibi, mahasiswa pascasarjana biologi San Francisco State Tina Cheng menerapkan teknik laboratorium yang biasa digunakan untuk menganalisa DNA pada jaringan hidup.

Teknik yang dikenal dengan sebutan PCR (polymeras
e chain reaction) ini digunakan Cheng untuk mendeteksi bukti nyata DNA jamur chytrid pada kulit spesimen amfibi yang baru dikumpulkan dan pada spesimen museum tua yang dikumpulkan selama wabah penyakit jamur di Amerika Tengah 40 tahun lalu.

Cheng mengatakan, telah menguji lebih dari seribu spesimen untuk mencari bukti keberadaan jamur Batrachochytrium dendrobatidis atau dikenal sebagai Bd.

"Kami mendokumentasikan penyebaran penyakit ini," katanya.
Hal yang sangat mengkhawatirkan adalah, Bd menyerang spesies terancam punah. [
LANGSUNG SHARE KE MEDSOS...